Parlemen Taiwan Memperluas Kekuasaan dalam Tengah Protes “Bela Demokrasi”

Parlemen Taiwan Memperluas Kekuasaan dalam Tengah Protes Bela Demokrasi

Pada hari Selasa yang penuh gejolak, Parlemen Taiwan menyetujui sebuah paket undang-undang yang memicu kontroversi besar dengan memperluas kekuasaannya, sementara di luar gedung parlemen ribuan demonstran menentang langkah ini dengan keras, berseru “bela demokrasi”. Pertentangan ini mencerminkan pertarungan politik yang mendalam di pulau yang telah lama menjadi pusat perhatian geopolitik regional.

Paket undang-undang tersebut, yang secara resmi disebut sebagai langkah penting dalam upaya pemberantasan korupsi, telah menjadi fokus perdebatan yang sengit di kalangan warga Taiwan. Para pendukungnya menegaskan bahwa langkah tersebut diperlukan untuk memperkuat institusi-institusi demokratis dan memperbaiki transparansi dalam pemerintahan. Namun, di sisi lain, kritikus menyuarakan kekhawatiran serius bahwa langkah tersebut berpotensi merusak fondasi demokrasi yang telah dibangun di Taiwan selama beberapa dekade terakhir.

Taiwan, sebuah pulau yang terus berjuang mempertahankan kedaulatannya dari tekanan eksternal, terutama dari Tiongkok yang mengklaim wilayah tersebut sebagai bagian dari wilayahnya, telah menjalani perjalanan panjang menuju demokrasi. Sejak mengakhiri masa pemerintahan otoriter pada tahun 1980-an, Taiwan telah menjadi salah satu demokrasi paling dinamis di Asia Timur, dengan pemilihan umum yang bebas dan berbagai lembaga independen yang memeriksa dan seimbangkan kekuasaan.